RPJMD: Masa Depan Sukabumi Sedang Dirancang Untuk Direalisasikan

MillionBrain.com – Di Pendopo Sukabumi yang sejuk dan penuh wacana, Kamis (10/07/2025), berlangsung sebuah ritual lima tahunan: rapat kerja pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sukabumi 2025–2029. Dipimpin oleh duet strategis: H. Aep Majmudin, SE., MM, sang Kepala Bappelitbangda, dan H. Deni Gunawan, S.IP, Ketua Pansus RPJMD dari DPRD Sukabumi.

Baca Juga : Aep Majmudin, Dari Visi Misi Menjadi Dokumen Daerah (RPJMD)

Tentu saja, agenda ini bukan cuma formalitas. Ini adalah momen sakral di mana rencana masa depan 5 tahun ke depan digodok—antara idealisme dokumen dan realita lapangan.

Fokusnya: Pertanian, Pariwisata, dan (Mungkin) Harapan

Pak Aep, yang memimpin Bappelitbangda dengan gaya tenang nan teknokratik, memaparkan visi mulia: menjadikan pertanian dan pariwisata sebagai sasaran pembangunan. Ada 11 program unggulan yang katanya harus direalisasikan.

“RPJMD adalah arah kebijakan pembangunan daerah selama lima tahun ke depan,” ujarnya dengan penuh keyakinan, sambil menekankan pentingnya kolaborasi antara DPRD dan pemerintah daerah. Sebuah kalimat yang sudah kita dengar sejak zaman dokumen masih diketik pakai mesin ketik.

Yang Hadir: Dari Bappelitbangda sampai Bagian Hukum Setda

Rapat ini tidak sendirian. Hadir juga tokoh-tokoh Kepala BPKAD Ir. Toha Wildan dan Bagian Hukum Setda—karena apa artinya pembangunan tanpa anggaran dan legalitas? Dalam ekosistem birokrasi, mereka ini seperti drummer dan bassist: tak selalu terlihat, tapi tanpa mereka, konser bisa bubar.

Harapan: Dokumen Berkualitas, Warga Sejahtera, dan Tak Hanya Jadi Arsip

Seperti biasa, rapat ditutup dengan harapan: dokumen perencanaan yang berkualitas, aspiratif, dan katanya “berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.” Tentu kita semua ingin percaya. Tapi yang jelas, ini semua adalah bagian dari amanat konstitusional. Ya, konstitusi—dokumen sakral lain yang kadang dibaca kalau sedang butuh kutipan resmi.

Kesimpulan

RPJMD 2025–2029 Kabupaten Sukabumi telah mulai digodok. Mari berharap dokumennya bukan hanya tebal dan penuh istilah teknis, tapi juga menyentuh realita petani, pedagang, dan pelaku wisata di lapangan. Karena jika pembangunan hanya berhenti di presentasi, maka kemajuan daerah hanya akan selangkah lebih cepat dari template PowerPoint.

Tonton Juga : Dibalik Layar Pemerintah : Terungkap Sosok Misterius Perumus Visi Misi Kepala Daerah Jadi Aksi Nyata