MillionBrainHub.com — Suasana mendadak ramai di markas DPC Gerindra Kota Sukabumi. Lalu lintas warga padat merayap, aura massa terasa kental, dan tiba-tiba… Walikota datang. Apakah ini pertanda demo besar-besaran?
Ternyata bukan.
Yang terjadi justru bazaar merdeka dan sembako murah untuk rakyat. Sebuah plot twist politik yang bahkan sinetron Indosiar pun tak berani tulis.
Baca Juga : HMI Sukabumi Raya, Ada Apa Dengan Walikota?
Walikota & Wakil Walikota Turut Hadir: Bukan Karena Isu, Tapi Karena Ibu-Ibu
Acara ini sukses menarik perhatian banyak pihak — termasuk Walikota Ayep Zaki dan Wakil Walikota Sukabumi yang hadir langsung di lokasi. Bukan untuk mengendalikan massa, tapi untuk melihat rakyat antri minyak goreng dan beras dengan senyum penuh harapan.
Saking antusiasnya warga, ada yang datang pagi-pagi sebelum panitia buka tenda. Ada juga yang ngira ini acara politik (eh, emang iya sih, tapi dengan niat baik tentunya).
Dan ya, beberapa orang datang karena… dikira bakal demo.
Ekonomi Lesu, Bazaar Jadi Magnet Baru
Di tengah harga cabe yang makin mirip harga saham, dan beras yang selevel cicilan motor, bazaar sembako murah ini menjadi angin segar bagi masyarakat. Rakyat datang bukan karena partai, tapi karena perut.
Kegiatan ini tentu membawa citra positif bagi DPC Gerindra Kota Sukabumi. Kalau biasanya partai disorot karena kursi, kini disorot karena kursi lipat di tenda bazaar.
Banyak warga mengapresiasi acara ini karena benar-benar membantu. Ya, sekali-sekali partai hadir bukan cuma pas kampanye.
Antara Niat Baik dan Tafsir Politik
Tentu saja, di balik setiap niat baik, selalu ada netizen bijak yang bertanya:
“Ini murni kegiatan sosial, atau mulai pemanasan politik 2029?”
Kita tidak akan menuduh apa-apa. Tapi di kalender politik Indonesia, tahun ganjil adalah tahun pemanasan, dan rakyat sudah terbiasa membaca pola. Yang penting: rakyat terbantu, dapur tetap ngebul, dan sembako tidak pakai tanda tangan ketua RT.














