MillionBrainHub.com – Patung Penyu “Rusak” di Gado Bangkong, Sukabumi, yang dibangun dengan anggaran fantastis hingga belasan miliar rupiah secara keseluruhan, kini hancur. Kerusakan patung ini bukan hanya mencoreng citra Kabupaten, tetapi juga menimbulkan kekecewaan mendalam di kalangan masyarakat. Mengingat besarnya dana yang telah digelontorkan, wajar jika banyak yang merasa bahwa ini adalah pemborosan yang tak dapat diterima. Patung yang semula diharapkan menjadi simbol kebanggaan Sukabumi kini justru menjadi pengingat pahit akan kegagalan dalam pengelolaan proyek publik.
Baca Juga : Ingin Bergabung dengan BUMN? Simak Jadwal dan Cara Daftar Rekrutmen 2025!
Belasan Miliar Rupiah Terbuang Sia-sia
Proyek pembangunan patung penyu beserta fasilitas lainnya ini menghabiskan anggaran yang tak sedikit – hingga belasan miliar rupiah. Tujuan awalnya adalah menjadikan Gado Bangkong sebagai pusat wisata yang menarik dan representatif bagi identitas Kabupaten Sukabumi, dengan harapan patung penyu bisa menjadi ikon yang menonjol di tengah perkembangan Kabupaten. Namun, kenyataan yang terjadi jauh dari harapan. Beberapa bagian dari patung ini sudah mengalami kerusakan parah, dengan kondisi yang semakin memburuk seiring waktu.
“Anggaran yang dikeluarkan untuk proyek ini sungguh besar, tapi apa yang kita dapatkan? Patung penyu yang hancur dan tidak terawat. Ini benar-benar pemborosan yang tidak bisa diterima,” kata Dedi Suryana, seorang warga Sukabumi yang merasa kecewa dengan kegagalan proyek ini. “Patung itu menjadi simbol dari bagaimana pemerintah menangani anggaran dan perencanaan pembangunan. Kalau begini, bagaimana kita bisa berharap Kabupaten ini maju?”
Pengabaian yang Tak Tertanggapi
Patung penyu yang seharusnya menjadi kebanggaan kini malah menjadi bukti nyata pengabaian terhadap fasilitas publik. Kerusakan yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh faktor alam, tetapi juga kurangnya pemeliharaan dan perhatian dari pemerintah setempat. Padahal, patung ini dibangun dengan dana yang sangat besar, yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat secara lebih efisien.
Tidak hanya kerusakan fisik pada patung itu sendiri, tetapi juga soal bagaimana citra Sukabumi sebagai kabupaten yang berorientasi pada pelestarian alam kini terancam. Patung penyu yang hancur ini seolah mencerminkan lemahnya komitmen pemerintah dalam menjaga warisan budaya dan lingkungan yang telah mereka bangun.
“Good Government is Bullshit” Jika Ini Terus Dibiarkan
Frasa “good government” yang kerap digaungkan oleh pemerintah daerah kini mulai dipertanyakan. Banyak warga yang merasa bahwa janji-janji tersebut hanya sebatas retorika tanpa tindakan konkret. Kerusakan patung penyu ini menjadi contoh nyata bagaimana dana yang begitu besar justru tidak menghasilkan apa-apa. Aktivis dan masyarakat setempat pun merasa kecewa.
“Good government? Itu hanya slogan kosong kalau kenyataannya seperti ini. Patung penyu yang hancur adalah simbol dari ketidakpedulian dan pemborosan anggaran yang tidak ada gunanya. Kita tidak hanya bicara soal simbol, tapi juga soal kepercayaan dan pengelolaan yang benar-benar transparan,” ujar seorang aktivis yang peduli dengan pengelolaan Kabupaten.
Sukabumi Butuh Aksi Nyata, Bukan Janji
Tentu saja, ini bukan sekadar soal patung penyu yang rusak, tetapi lebih kepada kepercayaan masyarakat terhadap masa depan Sukabumi. Jika kerusakan seperti ini terus dibiarkan, bagaimana bisa kita berharap Kabupaten ini maju? Pemerintah daerah harus segera bertindak, bukan hanya berbicara.
Warga Sukabumi menuntut adanya transparansi dalam pengelolaan anggaran dan perhatian lebih terhadap fasilitas publik. Ini bukan lagi soal simbol atau fasilitas mewah, tetapi tentang bagaimana setiap rupiah yang dikeluarkan dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup.
Kapan Majunya Sukabumi?
Patung penyu yang hancur adalah salah satu dari sekian banyak tanda bahwa ada yang salah dalam perencanaan dan pengelolaan Kabupaten ini. Jika Sukabumi ingin maju, perubahan harus dimulai dari tindakan konkret, bukan hanya janji kosong yang tidak pernah terwujud. Kerusakan ini harus menjadi titik balik bagi pemerintah daerah yang baru untuk lebih peduli terhadap kualitas pembangunan dan pengelolaan anggaran yang efisien.
Masyarakat Sukabumi menunggu jawabannya: Kapan Kabupaten ini akan maju jika yang terjadi hanya kerusakan dan pemborosan? Pemerintah harus bertanggung jawab dan memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang lagi. Tanpa langkah nyata, impian untuk menjadikan Sukabumi Mubarakah hanya akan tinggal sebagai mimpi belaka.
Tonton Juga : Wow Ada 3 Tambang Emas Di Sukabumi? Ada Yang Luas Banget Gaes, Untung atau Malah Bencana Sih?!