MillionBrainHub.com – “Jadi mahasiswa itu bukan cuma soal skripsi dan seminar. Kadang, harus juga turun ke jalan — apalagi kalau yang di atas pura-pura nggak dengar.” Kalimat itu keluar dari mulut Reza, mahasiswa yang suaranya lantang bahkan sebelum ia duduk. Bersama Hamdan, sahabat satu perjuangan (dan satu warung kopi), mereka menjadi wajah muda yang kerap muncul di tengah-tengah aksi massa. Tapi, apa benar semua itu murni dari hati?
Baca Juga : Tani Merdeka Indonesia Kota Sukabumi
Kami pun menggelar bincang santai—yang ujung-ujungnya jadi panas—bersama dua pemuda ini. Obrolannya ringan, sampai kami melempar pertanyaan yang sering dibisikkan orang tua di grup WhatsApp:
“Ada order-an nggak sih buat demo?”
Hamdan tersenyum. Reza menghela napas. Lalu mereka jawab, “Kalau ditanya ada atau nggak, ya…ke pribadi kami sejauh ini tidak ada.”
Jawaban itu bikin suasana agak kikuk, tapi jujur. Karena memang realita tidak selalu sebersih spanduk yang dibawa ke jalan.
“Kita nggak bisa nafik. Tapi kita juga nggak mau jadi pelengkap layar belakang. Kalau turun, ya karena keresahan itu nyata—bukan hasil transferan,” kata Hamdan, mantap.
Tridarma Itu Nyata, Bukan Cuma Di PowerPoint Dosen
Bagi Reza dan Hamdan, kuliah itu penting. Tapi menyuarakan ketimpangan juga bagian dari tugas mulia. Dalam tridarma perguruan tinggi, ada satu bagian yang sering dilupakan (atau sengaja di-skip): pengabdian kepada masyarakat.
“Kami bukan aktivis karbitan. Tapi ketika harga bahan pokok makin mahal, UKT naik, dan pejabat makin sibuk klarifikasi TikTok, ya kami turun. Itu bukan demo, itu pengabdian,” jelas Reza.
Demo, Dolar, dan Dilema: Siapa Menunggangi Siapa?
Isu soal demo berbayar bukan hal baru. Tapi yang sering luput dibahas adalah soal semangat yang masih tersisa. Reza dan Hamdan, meski mengakui ada yang “main order”, bersikeras bahwa idealisme belum sepenuhnya dijual kiloan.
“Kita nggak antitesis dari aktivis. Kita cuma mau bilang: mahasiswa nggak bisa terus dijadikan komoditas, tapi juga nggak boleh apatis,” ujar Hamdan sambil mengaduk kopi yang mulai dingin.
Tonton Videonya: Obrolan Serius, Tapi Tetap Nggak Kaku
Kami rekam semua obrolan ini dalam sebuah video yang—percaya atau tidak—lebih seru dari debat Capres. Bukan karena dramanya, tapi karena isinya.
Tonton video lengkapnya di sini, dan simpulkan sendiri:
Apakah mereka benar-benar suara rakyat, atau cuma sedang antre jadi bagian dari sistem?