Aep Majmudin, Dari Visi Misi Menjadi Dokumen Daerah (RPJMD)

H Aep Majmudin SE, MM. Kepala Bappelitbangda Kabupaten Sukabumi

MilIionBrainHub.com – Dalam sebuah bincang eksklusif yang katanya “dinantikan tapi belum pernah diadakan”, akhirnya publik mendapat sedikit pencerahan soal siapa sebenarnya dalang intelektual di balik dokumen sakti yang kini menjadi kitab suci pembangunan Kabupaten Sukabumi lima tahun ke depan: RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah).

Baca Juga : Koperasi Merah Putih, Kupas Bareng Pak Kadis Sigit Widarmadi

Adalah Aep Majmudin, Kepala Bappelitbangda—badan yang namanya saja sudah membuat orang berpikir dua kali sebelum melafalkannya—yang ternyata diam-diam telah menenun benang-benang visi-misi Bupati Asep Japar dan Wakil Bupati Andreas menjadi dokumen resmi. Dan bukan sembarang dokumen, tapi dokumen yang akan menjadi pedoman hidup birokrasi dan pembangunan: RPJMD Sukabumi 2025–2030.

Visi “Mubarakah”: Lebih dari Sekadar Akronim

Dokumen tersebut memuat visi besar “Sukabumi MUBARAKAH”. Bukan karena semua akan dapat mukjizat bila menyebutkannya tiga kali, tapi karena itu adalah singkatan dari: Maju, Unggul, Berbudaya, dan Berkah. Ya, berkah. Bukan hanya sekadar slogan kampanye, tapi juga amanat spiritual—dan birokratis.

Namun siapa sangka, di balik kesyahduan kata “berkah” itu, ada kerja teknokratik berlapis-lapis dari sang tokoh misterius: Aep Majmudin. Dikenal oleh segelintir orang sebagai pria yang lebih akrab dengan istilah baseline, indikator output, dan perencanaan partisipatif, Aep ternyata memegang peran kunci dalam mentransformasikan visi-misi kepala daerah menjadi kebijakan yang bisa ditenderkan.

Misterius tapi Penuh Deadline

“Bayangin, enam bulan sejak dilantik, kami harus menyulap visi politik jadi dokumen teknokratik,” ujar seseorang yang mengaku pernah melihat Aep lewat lorong Bappelitbangda sambil memeluk tumpukan draf. “Itu sesuai amanat Permendagri, bukan mood harian,” tambahnya.

Bagi yang belum tahu, sesuai Permendagri No. 86 Tahun 2017, RPJMD harus rampung maksimal 6 bulan setelah kepala daerah dilantik. Jika tidak selesai? Konon, para perencana bisa terjebak dalam dimensi paralel bernama “Evaluasi Mendagri”, yang katanya lebih menakutkan dari audit BPK.

Aep, Arsitek Tanpa Panggung

Meski tidak tampil dalam baliho atau spanduk ucapan selamat, Aep Majmudin sebenarnya adalah dalang utama yang menjahit narasi besar pembangunan. Dari penguatan sektor pertanian berbasis digital, pembangunan pariwisata berkelanjutan, hingga penataan wilayah berbasis budaya lokal—semua dimasukkan ke dalam dokumen RPJMD. Bukan lewat jampi-jampi, tapi lewat proses yang disebut “musrenbang”—musyawarah perencanaan pembangunan, yang sebenarnya lebih seperti konferensi pers yang penuh notulensi.

Namun Aep tetap rendah hati. “RPJMD ini bukan milik saya. Ini milik seluruh rakyat Sukabumi,” ujarnya dalam sebuah catatan kaki laporan evaluasi triwulanan yang hanya dibaca oleh segelintir pejabat teknis.

Visi yang Kini Milik Semua

Kini, visi “Mubarakah” bukan lagi hanya milik Asep Japar dan Andreas. Berkat tangan dingin (dan laptop panas) Aep Majmudin, dokumen RPJMD sudah menjadi milik bersama. Ya, milik seluruh rakyat Sukabumi, meskipun sebagian besar mungkin belum pernah membacanya. Tapi tenang saja, asal jalan dibangun, sinyal lancar, dan harga cabai stabil, rakyat biasanya percaya dokumennya bagus.

Penutup: Jangan Lupa Baca RPJMD

Sebagai penutup, jika Anda warga Kabupaten Sukabumi yang merasa ingin tahu ke mana arah pembangunan lima tahun ke depan, jangan hanya mengandalkan ramalan cuaca atau prediksi zodiak. Bacalah RPJMD. Kalau tidak sempat, cukup kenali satu nama: Aep Majmudin—si arsitek diam-diam di balik “berkah pembangunan”.

Tonton Podcastnya di : Dibalik Layar Pemerintah : Terungkap Sosok Misterius Perumus Visi Misi Kepala Daerah Jadi Aksi Nyata

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *