Dedi Mulyadi Cecar Walikota Ayep Zaki: Dana Abadi Buat Pinjaman? “Sebulan Juga Hilang!”

Dedi Mulyadi dan Ayep Zaki

MillionBrainHub.com — Suasana diskusi publik di Kota Sukabumi mendadak panas tapi lucu, ketika politisi eksentrik nan penuh analogi, Kang Dedi Mulyadi, mencecar Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, soal rencana dana abadi yang katanya akan jadi penopang ekonomi lokal.

Baca Juga : Wabup Sukabumi Minta Perusahaan Turun Gunung, Bawa Uang & Niat Baik

Tapi tunggu dulu, bukan dana abadi yang bisa “abadi” benar, melainkan rencana dana abadi yang katanya bisa dipinjamkan ke warga.

“Kalau cuma buat pinjaman, mah sebulan juga hilang!” sindir Dedi, dengan gaya khasnya yang setengah stand-up comedy, setengah kuliah umum.

Dedi pun membagikan kisah lamanya soal program pinjaman rakyat yang gagal total. “Duit sejuta doang dikasih ke rakyat, yang korupsi triliunan malah gak ditagih,” ujarnya, disambut tawa dan anggukan warga yang merasa relate. “Waktu ditagih, jawabannya: ‘masa saya ditagih, tuh yang maling triliunan malah hidup mewah.’ Nah lho!”

Dana Abadi Sukabumi: Program Visioner atau Visi yang Terlalu Jauh?

Wali Kota Ayep Zaki yang berambisi menjadikan Kota Sukabumi sebagai kota wakaf dan gotong royong, menjelaskan bahwa dana abadi akan digunakan sebagai alat bantu ekonomi warga—bisa dipinjamkan dengan skema ringan, katanya.

Tak hanya itu, Ayep juga melempar program Wakaf Kota Sukabumi. Harapannya? Warga bisa mewakafkan uang, bukan hanya tanah atau air mata, untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah.

Tapi Kang Dedi seperti biasa, tak langsung setuju.

“Wakaf bagus, tapi jangan jadikan rakyat ATM pembangunan,” celetuk Narasumber yang juga ikut mengomentari yaitu Galih Permana pendiri SukabumiMuda.id. “Jangan sampai nanti rakyat diminta wakaf, tapi giliran mereka butuh, disuruh antre berkas.”

Kabel, Kelas, dan Cantik Seperti Gadis Sukabumi

Di sela adu argumen yang berbobot sekaligus menghibur, Dedi juga menawarkan sejumlah program “poles kota” versi dirinya. Yang pertama? Terowongan pintar. Bukan buat ninja, tapi buat menyembunyikan kabel listrik dan telepon yang bikin wajah kota ruwet.

“Biar kota Sukabumi cantik. Cantik seperti gadis-gadisnya,” kata Dedi sambil senyum genit khas Bapak-bapak Gen Z.

Selain terowongan, Dedi juga menyoroti pendidikan. Ia ingin menambah 3 kelas di setiap SMP agar anak-anak yang lanjut ke SMA tak perlu rebutan bangku. “Kalau anak gak sekolah, nanti susah saingannya sama yang punya koneksi,” katanya.

Dan untuk mempercantik ruang hidup warga, ia ingin tiap kelurahan punya ruang terbuka hijau dan gedung serbaguna. “Orang mau hajatan itu sekarang mahal. Sewa gedung aja kadang kayak nyicil rumah. Nah ini kita bantu. Biar bisa nikah gak nunggu KPR lunas dulu,” ujar warga.

Sukabumi: Antara Realita, Romansa, dan Retorika

Pertemuan ini menjadi pertunjukan langka yang memadukan stand-up politik, satire publik, dan drama keuangan. Di satu sisi, Wali Kota Ayep ingin menghadirkan sistem ekonomi baru lewat dana abadi dan wakaf. Di sisi lain, Dedi Mulyadi mengingatkan bahwa rakyat sering kali bukan tak mau membayar pinjaman—mereka hanya terlalu lelah disalahkan terus.

Sukabumi kini berada di persimpangan ide: akankah jadi kota dengan dana abadi yang benar-benar abadi, atau sekadar wacana yang viral sepekan, lalu tenggelam seperti kabel listrik di terowongan pintar?

Tonton Videonya Disini : KDM Cecar Walikota Mengenai Wakaf & Dana Abadi, 4 Kecamatan Akan Masuk Kota Hingga Terowongan Pintar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *