Sales Leader Community: Bukan Ormas dan LSM Tapi Bermanfaat

Sales Leader Community

MillionBrainHub.com – Di tengah gemerlapnya organisasi yang penuh struktur, legalitas, dan stempel, ada sebuah komunitas yang tampil sederhana tapi efisien: Sales Leader Community. Mereka bukan Ormas, bukan LSM, dan juga tidak (belum) masuk ke SK pengesahan mana pun, tapi soal manfaat? Kata para anggotanya: “Lebih berasa dari pada program pemerintah yang viral di TikTok lalu hilang.”

Baca Juga : PMII: Janji Walikota Kesehatan Gratis, Realita Masih Bayar

Kita berbincang santai (dan agak serius) dengan Opah Haris, salah satu sosok sentral, padahal usianya belum tentu sepuh. Baginya, komunitas ini adalah jembatan emas — bukan ke langit, tapi ke dunia kerja yang kian ketat.

“Kalau gak punya komunitas, susah koneksi,” ujarnya sambil menyeruput kopi sachet tiga rasa.
“Kalau ada anggota yang belum kerja, kita bantu masuk ke perusahaan-perusahaan. Karena kan anggota kita itu minimal supervisor ke atas.”

Jaringan di Atas Janji: Cara Komunitas Ini Bergerak Tanpa Ribut Birokrasi

Sales Leader Community memang tidak punya program kerja lima bab seperti proposal Musrenbang. Tapi mereka punya satu hal yang tidak dimiliki sebagian besar organisasi formal: aksi cepat berbasis solidaritas nyata.

Menurut Opah Haris, anggota komunitas berasal dari berbagai perusahaan besar, terutama yang bergerak di bidang sales, marketing, hingga manajerial. Saling bantu antar anggota adalah budaya, bukan formalitas.

“Ini bukan grup pengumuman. Kalau cuma tukar info lowongan, semua juga bisa di Google. Tapi di sini, kami saling dorong, saling tarik, saling back-up,” tambahnya.

Kang HS: Jangan Cuma WA-WA-an, Yuk Silaturahmi!

Lain Opah Haris, lain pula Henhen Suhendi, atau yang lebih dikenal dengan Kang HS. Buatnya, Sales Leader Community bukan cuma soal karier atau database pekerjaan, tapi juga soal nilai kemanusiaan.

“Kalau ada anggota yang sakit, ya datang. Jangan cuma kirim emoji sedih di grup,” tegas Kang HS.

Ia menekankan bahwa teknologi harus jadi alat untuk mendekatkan hati, bukan menjauhkan empati. Karena menurutnya, komunitas yang sehat bukan hanya yang rajin posting, tapi yang hadir ketika dibutuhkan — bukan hanya saat ada job fair.

Komunitas Tanpa Struktur Kaku, Tapi Fondasinya Kuat

Walaupun tidak punya AD/ART, tidak ada ketua yang sering hilang setelah pelantikan, Sales Leader Community tetap punya satu kekuatan: rasa memiliki.

“Kami ini seperti kumpulan orang waras di tengah dunia kerja yang kadang absurd,” ujar Opah sambil tertawa.

Mereka percaya, networking bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tapi juga untuk saling angkat derajat hidup bersama. Di tengah banyaknya komunitas yang sibuk branding, mereka fokus pada bread and butterpekerjaan dan kebermanfaatan.

Penutup: Sales Leader Community, Mungkin Tak Terdaftar di SK, Tapi Tertanam di Hati Anggotanya

Di era di mana organisasi berlomba-lomba memperlihatkan aktivitas di media sosial, Sales Leader Community lebih memilih hadir langsung saat dibutuhkan. Tidak sibuk membuat logo dan tagline berlapis-lapis, tapi selalu siap ketika ada yang jatuh — dan bukan cuma untuk diangkat, tapi juga diberi jalan.

“Sales itu bukan sekadar jualan barang, tapi juga nilai. Dan komunitas ini? Nilainya mahal, walau anggotanya suka makan murah,” tutup Kang HS dengan senyum khasnya.

Tonton Video Lengkapnya Disini : Bukan Ormas, Bukan LSM, Tapi Solid!? Komunitas Penjual Ini Ngapain Aja Sih?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *