Menjelajah Website Pemerintah yang Lebih Sunyi dari Hutan Lindung

Logo beberapa Pemerintah Daerah dan Baznas yang coba kita Jelajah Websitenya

MillionBrainHub.com – Tahun 2025. Dunia sudah berbicara tentang kecerdasan buatan, kota pintar, dan transparansi digital. Tapi ketika kita mencoba menjelajah situs-situs resmi Website Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur… rasanya seperti naik Delman di era kendaraan listrik.

Baca Juga : Gaji PNS Naik? CPNS dan PPPK Pun Bahagia

Mulai dari portal utama pemerintahan, DPRD, hingga dinas-dinas, kami iseng—eh, investigatif—klik sana klik sini. Tujuannya sederhana: mencari informasi. Hasilnya? Campur aduk antara website nostalgia, menu tak berisi, dan halaman yang loading-nya mungkin masih menunggu sinyal dari menara BTS yang belum dibangun.

Website Penuh Harapan, Tapi Kosong Harian di Website Pemerintah

Beberapa website memang menjanjikan. Desainnya cukup segar, menunya lengkap, bahkan ada yang tampilannya seperti portal berita. Tapi begitu diklik: nihil. Menu “Transparansi Anggaran” hanya menyuguhkan space kosong yang lebih sunyi dari agenda rapat dadakan. “Laporan Keuangan”? Ada tombolnya, tapi tak ada dokumennya. Ibarat rumah yang lengkap dengan pagar besi, tapi begitu masuk, isinya angin.

Khusus website Baznas? Kami juga sempat mampir. Tapi laporan keuangan yang katanya wajib diumumkan secara berkala? Nihil juga. Padahal katanya lembaga ini penuh amanah dan penuh pengawasan. Tapi nyatanya lebih penuh misteri.

Jangan Sedih, Ada Juga yang Mulai Bangun dari Tidur Panjang

Tidak semua kelam. Beberapa website menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Website Pemkab Cianjur dan Kota Sukabumi misalnya, sudah mulai membenahi diri. Kontennya mulai diisi, layout-nya rapi, dan beberapa tautan benar-benar bekerja (wow, kemajuan!). Meskipun, ya… update terakhirnya masih ada yang mentok di 2022. Artinya, ada progress… tapi jalannya seperti menunggu lampu merah yang tak kunjung hijau.

Transparansi Digital: Antara Komitmen dan Lupa Password

Lucunya, hampir semua lembaga tersebut punya jargon “transparansi publik”, “good governance”, “digitalisasi layanan”, dan sejenisnya. Tapi jika digitalisasi hanya sebatas membuat website, dan isinya nihil, maka itu bukan transformasi—itu dekorasi.

Mungkin masalahnya ada di teknis. Atau lupa password admin. Atau anggarannya habis sebelum sampai ke bagian pengisian konten. Kita tak tahu. Yang jelas, masyarakat yang coba mencari data lewat jalur resmi, justru seperti bermain petak umpet dengan sistem yang katanya modern.

Kesimpulan: Website Pemerintah, antara Etalase Digital dan Lorong Kosong

Menjelajah situs-situs resmi ini seperti membaca novel misteri: ada bab pembuka yang menarik, tapi bab selanjutnya hilang. Di tahun 2025, ketika transparansi bisa dilakukan sekali klik, sebagian instansi kita justru memilih untuk tetap menjadi teka-teki.

Karena tampaknya, di beberapa tempat, yang digital bukan pelayanannya—melainkan diamnya. Kalau kamu mau, ini bisa dikembangkan ke bagian dua: “Menguji Respons Admin Website Pemerintah: Kirim Email, Tunggu Balasan, Lalu Pasrah.” Mau kita lanjut?

Tonton VIdeo : Khodam di Halaman Website Pemerintah, Dinas & Baznas: Dari Kosong Sampai Larangan Mengakses Laman 😨

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *